Sabtu, 09 November 2013

Live In SMA Yos Sudarso Karawang 2013-2014

Pada tanggal 27 Oktober s.d. 2 November 2013 dilaksanakan kegiatan tahunan LIVE IN yang dilakukan oleh siswa-siswi kelas XII SMA Yos Sudarso Karawang. Live in adalah sebuah kegiatan tahunan dimana siswa-siswi mengikuti kehidupan di desa yang sudah disurvey oleh sekolah. Pada angkatan kali ini live in dilaksanakan di dusun Bancak Wetan, desa Krogowanan, kecamatan Sawangan, kabupaten Magelang, provinsi Jawa Tengah. Kegiatan live in didampingi 6 guru pendamping ( Ibu Vero, Pak Suhenda, Pak Ari, Pak Anton, Bu Rina, Pak Maman). Siswa/i kelas XII SMA Yos Sudarso Karawang berkumpul di sekolah pada hari Minggu,27 Oktober 2013 pada jam 4 sore. Kita semua diberi pengarahan,pendahuluan,buku live in dan tentunya tidak lupa doa sebelum memulai kegiatan selama 1 minggu.
Akhirnya kami semua berangkat pukul 17.00,kami semua menaiki 2 bus yang telah disediakan. Pada pukul 20:00 kami makan malam di Ciasem.
Setelah itu kami melanjutkan perjalanan yang jauh dan melelahkan. Pada hari itu banyak yang sulit tidur di bus karena sulit mendapatkan posisi yang nyaman. Pada tanggal 28 Oktober hari Senin kami tiba di Krogowanan pukul 08.00. Walau kami semua lelah dan kurang tidur kami semua harus berjalan kaki lagi menaiki dan menuruni jalan bebatuan sejauh 1,5 km untuk mencapai desa Bancak Wetan. Saat kami tiba di desa Bancak Wetan kami disambut hangat dengan senyum ramah para penduduk sekitar dan di tempat kami berkumpul disediakan teh manis hangat dan gorengan. Setelah itu kami semua diantar ke rumah orang tua pamong disana. Teman live in serumah saya adalah Hardian. Kami ditempati di rumah Bapak Wirorejo dan Ibu Sulastri. Mereka memiliki 1 anak biasa dipanggil Maryadi. Saya dan Hardian memanggilnya Mas Maryadi.
Saat saya dan Hardian sampai di rumah itu kami disambut ibu Sulastri dengan teh manis hangat. Ibu Sulastri menyuruh kami makan cemilan yang ada di meja. Lalu kami memasuki kamar yang kami akan tinggal selama 1 minggu.


Kamar yang cukup nyaman untuk ditempati berdua. Setelah itu kami mandi bergantian air sangat dingin disana. Setelah kami mandi, kami pergi ke sawah dan bertemu teman-teman kelas IPS seperti Lay dan Agun yang langsung bekerja bersama pamongnya memanen sayur melewati jalan setapak di sawah. Sawahnya sangat luas dan udara sangat sejuk disana.




Karena sangat lelah dan kurang tidur di bus maka kami beristirahat tidur siang sebentar. Sehabis tidur kami berdua bermain keluar untuk bertemu teman-teman yang lain untuk mengobrol dan melihat-lihat suasana desa. Kami menjemput satu-satu teman dan mengunjungi rumah Cicil & Eveline.
Setelah itu kami berjalan-jalan menikmati suasana desa, karena hari pertama kebanyakan belum ada pekerjaan bersama orang tua pamong.


Lalu malam hari kami bermain kartu ramai-ramai di malam pertama itu. Sangat seru rasanya. Tidak sampai malam-malam saya dan Hardian pulang ke rumah untuk beristirahat.

Di hari kedua (Selasa) pukul 08.00 kami sudah harus pergi ke sawah untuk memanen padi bersama ibu Sulastri dan Bapak Wirorejo. Di sawah kami bertemu Carin,Tata,Vanny,Ivana,dan Natan. Kami semua memotong dan menggebyuk padi yang telah menguning itu. Panas,gatal, lelah itu telah kami rasakan.






Setelah selesai saya dan Hardian pulang ke rumah untuk mandi. Ibu Sulastri selalu menyuruh kami makan, makan selalu ada di meja entah itu pagi siang ataupun malam, saya jadi rindu. 
Sore hari pukul 16:00 kami semua wajib berkumpul di basecamp untuk pengarahan lagi.

 Mengiri sore hari di Bancak Wetan itu antara berkumpul sambil jajan di warung Riri atau bermain badminton di rumah Febby. 
Malam hari kami beristirahat setelah pagi hari bekerja menjadi petani di sawah.

Esok harinya (Rabu) karena Ibu Sulastri ada acara bersama teman-temannya, saya dan Hardian memutuskan ke sawah mengikuti orang tua pamong Febby, Pak Parno. Kami berangkat pukul 08:30. Di sawah yang agak jauh dari sawah yang kemarin ini kami memaotong kacang kapri dan memetik cabai.







Setelah selesai, saya, Hardian, Febby, Jessica pulang ke rumah Pak Parno. Tanpa saya sadari sesampainya di rumah Pak Parno kaki kanan saya sudah digigit pacet (lintah kecil) dan sudah berdarah-darah tapi tidak terasa sakit sama sekali. Sesudah itu seperti biasa saya dan Hardian pulang ke rumah untuk mandi dan makan siang. Sehabis itu ketika kami ingin beristirahat mendengar kabar jika banyak yang akan pergi ke sungai pada jam 12 berkumpul dahulu di warung Riri. Saya dan Hardian buru-buru makan siang dan sudah dijemput Febby untuk segera pergi ke sungai. Setelah sampai di warung Riri ternyata teman-teman sudah banyak berkumpul dan pada menunggu kami, maaf ya teman-teman. Kami berjalan sekitar 2.5 km untuk sampai di sungai. Sungai tersebut luas dan berarus juga, di pinggir-pinggirnya bebatuan sungai dan airnya pasti dingin dan segar. Saya, Yosa, Sugi, Arga dan Eric tak sabar langsung buka baju untuk berenang alias bermain air. Akhirnya para cewek-cewek juga jadi ikut-ikutan berenang alias bermain air. Sudah tak lagi memikirkan baju sudah basah,celana sudah basah, yang penting bermain dulu.








It was an awesome day, hari yang sangat sangat menyenangkan !

Sore harinya seperti biasa mengisi waktu antara berkumpul di warung Riri atau bermain badminton di rumah Febby.



Malam hari seperti biasa ada yang ikut doa lingkungan, ada yang bermain kartu. 

Esok harinya (Kamis) ada kegiatan kerja bakti yang wajib dilakukan semua siswa/i kelas XII yang mengikuti live in. Kerja bakti nya ialah membersihkan dan merapihkan jalan dari Bancak Wetan ke Bancak Kulon.



Kerja baktinya antara lain mencabuti rumput liar, merapihkan jalan dari tanaman liar, dan lain-lain. 
Setelah selesai seperti biasa saya dan Hardian pulang ke rumah untuk mandi dan makan siang. Sehabis itu kami tidur siang, tetapi Hardian tidak lama ia langsung pergi entah kemana. Saya sadar dibangunkan Mitchel dan Eric. Hari itu saya tidur-tiduran lama di kasur karena sangat mengantuk. Malam hari saya bermain kartu di rumah Febby dan mengobrol bersama Pak Parno.
Malam itu saya sampai di kamar duluan, Hardian tak kunjung pulang, dimana kau berada nak. Saya bersiap-siap untuk besok karena akan pergi ke candi Borobudur dan Ketep Pass.
Pagi hari jam 5 saya sudah dibanguni Hardian, saya langsung mandi walau kedinginan dan makan pagi lalu berkemas dan bersiap berangkat ke Candi Borobudur.
Kami semua naik bus selama 1 jam sudah sampai Candi Borobudur. Ini pertama kalinya saya kesini.





Setelah mengunjungi candi kami melewati banyak pedagang asongan mulai dari pernak-pernik,pajangan,pakaian, dan lain-lain. Kami semua berangkat dari candi Borobudur menuju Ketep Pass pukul 11:00. Ketep Pass merupakan tempat pemandangan gunung merapi, pemandangan sangat indah dan hawa sangat sejuk. Kami juga menonton film erupsi gunung merapi di Ketep Pass.


Kami pulang dari Ketep pukul 16:00 menuju Bancak Wetan kembali, saya dan Hardian pulang ke rumah untuk mandi dan makan malam lalu keluar untuk bermain di malam terakhir di Bancak Wetan, sedih rasanya. Di malam terakhir ini saya dan Hardian bermain ke warung, ke rumah Febby mengobrol dengan Pak Parno dan tidak lama-lama kembali ke rumah untuk malam terakhir mengobrol bersama Ibu Sulastri dan Bapak Wirorejo. Sayang Mas Maryadi tak ada di rumah ia sedang shift bekerja malam.
Lalu kami beristirahat di malam terakhir ini. 
Esok paginya (Sabtu) Hardian membangunkan saya lagi jam 5 pagi langsung mandi dan makan pagi. Saya meminta tolong Febby untuk memotret foto saya, Hardian, Ibu Sulastri, dan Bapak Wirorejo. Saya dan Hardian sedikit mensesalkan karena Mas Maryadi belum pulang.


Mohon maaf sekali Ibu Sulastri dan Bapak Wirorejo, kami telah merepotkan selama 1 minggu. Tidak ada kesulitan sama sekali selama seminggu kami berada disini, kami mengucapkan banyak terimakasih. Kami belajar banyak sekali dari dan mendapatkan pengalaman yang sangat berharga. Kami tak akan pernah lupa ketika Ibu dan Bapak menyuruh kami makan,makan dan makan. Indahnya hidup sederhana, bahagia itu sederhana.
Kami meninggalkan kenang-kenangan berupa pajangan berbentuk kapal dan secarik kertas berisi surat dari kami.
Saat harus pamit dari rumah Bapak Wirorejo, saya menangis. Saya dan Hardian pun berpamitan, kami sudah membawa tas-tas kami. Kami memeluk Ibu Sulastri dan Bapak Wirorejo. Saya menangis tersedu-sedu. Ibu Sulastri berkata bahwa kami harus datang lagi ke Bancak Wetan. Sayapun menangis dan bertekad untuk datang lagi jika ada libur ke Bancak Wetan. Kami pun pergi menuju basecamp tempat berkumpul, saya masih saja menangis. Yang lain juga menangis, tapi hanya beberapa. Setelah itu kami berdoa karena kegiatan live in sudah selesai dan kami semua berpamitan dan bersalam-salaman dengan semua orang tua pamong. Saya menangis tak berhenti dan melihat teman-teman juga menangis sampai akhirnya selesai bersalam-salaman dan berjalan kaki keluar dari desa Bancak Wetan, baru saya berhenti menangis.
Jam menunjukkan pukul 07:00 , kami pulang dari desa ini tapi sebelumnya kami mampir ke Malioboro. Sampai di Malioboro pukul 10:00, kami disuruh kembali lagi ke bus sebelum jam 16:00. Di Malioboro saya dan teman-teman berbelanja baju dan makanan untuk oleh-oleh. Disana barang-barang murah dan bagus kelihatannya. Saya dan teman-teman menuju Mal Malioboro untuk makan siang dan membeli baju Dagadu. Kami kembali dari Mal Malioboro ke bus naik andong.
Sesampainya kami di bus, kami semua dibagikan bakpia bagi yang telah memesan. Lalu kami langsung berangkat untuk pulang kembali ke Karawang. Kami makan malam di Brebes.
Setelah itu kami semua melanjutkan perjalanan ke Karawang, tiba di Karawang pukul 06:00 pagi.
Sesampainya di Karawang saya sadar saya akan rindu suasana dusun Bancak Wetan :)
Ya itulah pengalaman live in dari saya, terimakasih sudah mampir dan membaca. :)